Tips Membawa Anak ke Dokter (Gigi)

Sudah beberapa hari Emir (7 tahun) mengeluh sakit gigi. Rupanya ada bagian gusinya yang agak bengkak. Maka, saya pun mengajaknya pergi ke dokter gigi. Tempatnya tidak jauh, hanya berjalan dua ratus meter, masih di kompleks perumahan yang sama dengan rumah kami.

Saya sengaja datang agak cepat dari jadwal yang tertera di papan nama dokter (17.00 - 20.00). Masih pukul 16.15 ketika kami tiba di tempat praktik dokter Maulidina Haryo. Hal ini saya lakukan karena sistem antrean di sana adalah: siapa pertama datang langsung tulis nama di sebuah buku, dan menunggu. Saya menuliskan nama Emir di urutan ke-empat.

Syukur alhamdulillah tidak sampai pukul 17.00, dokter sudah memanggil pasien pertama. Saya menunggu sambil menawari Emir untuk memainkan beberapa barang yang sengaja saya bawa dari rumah untuk mengisi waktu menunggu giliran periksa. Yang pertama adalah SLIME, jenis mainan kekinian macam playdough yang dibikin sendiri oleh Nina, kakak Emir. Emir segera main Slime, memutar-mutar dan memilin-milin benda lembek macam permen karet itu. Setelah bosan, ia memainkan barang berikutnya, tepatnya membaca. Ya, saya membawa dua edisi Bobo untuk ia baca.

Setelah bosan, ia minta air, sayang sekali saya tidak bawa. Saya janjikan ia boleh beli teh kemasan yang ada di kulkas ruang tunggu dokter. Tapi nanti, setelah selesai periksa gigi. Emir mulai bete dan bertanya terus kapan gilirannya. Saya menghibur dan mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya ngobrol.

Akhirnya tiba juga giliran Emir. Dokter segera memeriksanya. Membuat sumur di giginya yang lubang untuk jalan keluar 'gas' yang rupanya membuat gusinya abses. Emir harus minum dua macam obat. Satu antibiotik dan satu antibengkak. Emir sempat bertanya kenapa giginya, dan sementara dokter menyiapkan obat, aku menjelaskan tentang giginya dengan bahasa yang dipahami oleh anak-anak. Aku juga menandaskan bahwa Emir harus mengkonsumsi obat.
"Apakah obatnya pahit?"
Dokter menjawab bahwa obatnya manis, dan Emir pun tenang.

Kami pulang setelah dokter memastikan bahwa Emir harus datang lagi hari Selasa atau lima hari lagi untuk perawatan berikutnya. Biaya yang harus saya keluarkan sebesar Rp100.000,- sudah dengan dua macam obat. Cukup murah. Kami keluar dan Emir saya belikan satu buah teh kemasan yang langsung ia minum di tempat, sebelum pulang.

Nah, dari cerita saya ada beberapa butir yang harus diperhatikan bila ingin sukses membawa anak ke dokter (gigi), antara lain:
1. Pastikan sistem antrean dan datanglah awal agar tak perlu menunggu lama
2. Bawa benda-benda yang bisa mengalihkan anak dari kebosanan
3. Bawa air minum dan mungkin jajanan (tapi saya sebetulnya tidak sarankan jajanan karena membuat gigi kotor lagi).
4. Oya, sebelum berangkat, pastikan anak menggosok gigi dulu, ya. Tidak harus, sih. Tapi demi kesopanan saja. Kan mau mangap jadi jangan sampai mulut terlalu bau (walaupun dokter pasti pakai masker).
5. Siap mengajak anak ngobrol setelah semua benda yang dibawa tak lagi dapat mengalihkan kebosanannya
6. Beri penjelasan tentang perawatan yang harus dijalani anak demi kesembuhan giginya, agar ia kooperatif minum obat atau menjalani terapi lainnya

Nah, silakan mencoba tips ini. Tetap sehat, ya! Salam dari Emir.


Suka artikel ini ?

Tentang Kami

Admin Blog

Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan