Ruteku kali ini tetap, kutambah beberapa meter ke depan. Hawa dingin sejuk. Dan gunung merapi nampak samar di hadapan. Kakiku masih terasa pegal, tapi aku terus berlari dan sesekali berjalan pelan. Saat aku kembali turun berbalik ke arah selatan, aku melihat siluet bapak-bapak tua bersarung dengan seekor anjing di hadapanku. Aku berjalan pelan. Perasaanku kurang baik. Nah, benar saja, si anjing akhirnya mendekatiku, walau tanpa menggonggong. Aku jalan pelan berusaha tenang mendengarkan langkah-langkah anjing di belakangku. Tapi lalu si anjing berhenti mengikutiku. Mungkin aku kurang menarik baginya, ya. Belum mandi soalnya, wkkk.
Aku lanjut lari kecil. Beda ya kalau jalan turunan dengan tanjakan. Makanya pas berangkat tadi berat, pas pulang rada ringan. Nah ada yang menyerangku di sini. Yaitu rasa gatal tak terkira dari paha sampai kaki. Ini penyakitku sejak kecil. Kalau lari pagi pasti kaki gatal-gatal. Aku belum tahu kenapa sih. Logikaku ini karena panas tubuh yang bergesekan dengan udara dingin. Jadi semacam alergi dingin, gitu, ya? Entahlah, nanti aku gugling aja penjelasan ilmiahnya.
Oke...sekian jurnalnya. See you tomorrow...
Gambar dari dunialari.com
Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon