Salah satu media yang menerima naskah cerpen anak, adalah harian Kompas. Biasanya pada hari Minggu, ada halaman khusus anak di media ini. Di halaman anak tersebut ada rubrik "Boleh Tahu", semacam artikel ringan tentang berbagai pengetahuan, rubrik "Cerita-cerita" yaitu cerpen anak, resensi buku anak, rubrik "Ruang Kita", berisi kiriman puisi dan gambar/lukisan anak.
Bagaimana persyaratan menulis di Kompas (Anak)? Berikut saya salinkan dari halaman Kompas Anak:
"Redaksi menerima kiriman naskah, cerita pendek, atau dongeng. Karangan harus asli dan belum pernah diterbitkan. Panjang karangan 3-4 halaman, diketik dua spasi. Karangan yang layak muat akan diberi imbalan yang pantas. Naskah harap dikirim ke Redaksi Kompas Anak, Jl. Palmerah Selatan Nomor 26-28, Jakarta 10270"
Nah, itu salinan tanpa ditambah dan dikurangi. Tapi, kita juga bisa kirim naskah via email. Di zaman digital ini, apa sih yang tidak bisa dikirim via email. Ya, Nggak? Email Kompas adalah kompas@kompas.com
Asyiknya mengirim naskah ke harian Kompas (Anak), adalah kita nggak lama-lama di-PHP. Harian ini tertib mengirimkan surat penolakan naskah jika naskah kita memang belum layak muat. Seperti yang saya terima beberapa bulan yang lalu. Yah, walaupun ada rasa sedih, tapi sekaligus lega kalau tahu naskah kita belum layak muat. Kenapa lega? Ya, berarti kita bebas merevisinya lalu mengirimnya ke media lain yang lebih sesuai. Ya, kan? Ya, kan?
Surat penolakan tersebut juga dilampiri print out dari email kita plus naskah yang kita kirimkan. Lalu di bawah surat penolakan tersebut ada beberapa kriteria umum untuk artikel Kompas Anak. Kriterianya saya salin di sini ya:
1. Asli, bukan jiplakan/saduran/terjemahan, belum pernah dimuat dalam penerbitan lain, dan hanya ditulis/dikirim khusus untuk Kompas Anak.
2. Cara penyajian tidak berkepanjangan tapi padat, singkat, mudah ditangkap, gaya bahasa enak dibaca, dan sesuai dengan kaidah ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
3. Panjang naskah maksimal 3 halaman kuarto untuk cerpen dan dongeng dan 4 halaman kuarto untuk rubrik Boleh Tahu, semuanya dengan ketikan dua spasi, tulisan diharapkan jelas dan bersih (tanpa coretan).
4. Sering tulisan yang pantas dimuat terpaksa dikembalikan, karena tidak mungkin lagi memuatnya pada waktu yang tepat berhubung terbatasnya ruangan atau benturan dengan tulisan-tulisan lain.
Nah. Begitu. Coba baca sekali lagi poin ke-empat, naskah kita ditolak tuh, bukan berarti naskah kita jelek. Tapi kalau naskah saya yang ditolak itu, kayaknya beneran jelek, hiks. Alasan yang tertulis adalah: jalan cerita masih sederhana/kurang menarik *tears*
Jadi, apakah saya kapok mengirim naskah ke Kompas? Jawabnya tentu tidak. Masih ada satu naskah saya yang belum ada kabar di sana. Entah nggak nyampai, entah ditolak, entah tiba-tiba nongol di Kompas, huhuyy...yang terakhir itu yang selalu saya harapkan *nyengir*
Nah, sudah paham kan, cara mengirim naskah cerpen ke Kompas (Anak)? Ayo, segera kirim naskahmu. Dan koleksi surat penolakannya ... eh, nggak ding. Dan semoga kita beruntung. Oya, satu informasi penting yang belum saya sampaikan, honor cerpen di Kompas Anak ini adalah Rp350.000,-
Yuk, segera kirim cerpenmu.
Contoh halaman kompas anak:
Menulis Cerpen di Kompas Anak
Suka artikel ini ?
Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon